Selasa, 15 Desember 2009

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN JANIN DALAM RAHIM


Bulan

Panjang

Berat

Tinggi Rahim

Keteranga

1

8-10 mm

-

-

Kepala 1/3 mudigah.

Saluran jantung terbentuk.

2

250 mm

-

-

Organ terbentuk.

Muka.

Ekstremitas.

Kelamin tampak.

3

7-9 cm

-

Atas simpisis

Pusat tulang.

Kuku.

Ginjal.

Muka ada gerak.

4

10-17 cm

100 gr

½ atas simpisis

Kelamin tampak.

Rambut terbentuk.

Gerak nyata.

5

18-27 cm

300 gr

Setnggi pusat

Jantung terdengar.

Mulai bernapas.

6

28-34 cm

600 gr

Diatas pusat

Kulit terdapat lemak

Vernik kaseosa tampak.

7

35-40 cm

1000 gr

½ simpisis prosesus Xipoideus

Dapat hidup bila lahir.

Suara tangis ada.

8

42,5 cm

1700 gr

2/3 atas pusat

Kulit merah.

Gerak aktif.

9

46 cm

2500 gr

Setinggi prosesus Xipoideus

Kulit penuh lemak.

Alat sudah sempurna.

10

50 cm

3000 gr

Dua jari di bawah prosesus Xipoideus

Kepala janin masuk pintu atas panggul.

Kepala lanugo baik.

Kuku panjang.

Testis telah turun.

Kala Satu Persalinan

1. Batasan

Persalinan adalah suatu proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.

Persalinan dianggap normal bila prosesnya usia kehamilan cukup bulan tanpa di sertai komplikasi.

Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks dan berakhir pada saat plasenta lepas secara lengkap.

Tanda dan Gejala Persalinan.

a. Penipisan dan pembukaan serviks

b. Kontraksi uterus yang menyebabkan perubahan pada serviks.

c. Cairan lender bercampur darah (“Bloody show”) melalui vagina.

d. Perasaan distensi abdomen berkuran (lightening).

e. Ketuban pecah dini.

f. Lonjakan energy.

g. Gangguan saluran cerna.

2. Fase-Fase dalam Kala Satu

Kala satu persalinan dibagi didalam dua urutan fase : laten dan aktif.

Setiap fase persalinan ditandai oleh perubahan fisik dan perubahan psikologis yang dapat diukur. Perubahan fisik digunakan untuk mengevaluasi kemajuan persalinan. Sedangkan perubahan psikologis digunakan untuk menentukan fase persalinan yang dicapai wanita tanpa melakukan pemeriksaan dalam dan untuk mengarahkan bidan untuk member dukungan dan mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan kenyamanan.

Fase Laten

· Merupakan periode waktu dari awal persalinan hingga ke titik ketika pembukaan mulai berjalan secara progesif.

· Dimulai sejak kontraksi mulai muncul hingga sampai pembukaan tiga atau empat.

· Kontraksi menjadi lebih stabil seiring dengan peningkatan frekuensi. Antara 20-30 detik.

· Pada umumnya fase berlangsung hamper atau hingga 8 jam.

Fase Aktif

· Merupakan periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan hingga pembukaan menjadi kmoplet dan mencakup fase transisi.

· Dimulai dari pembukaan tiga atau empat sampai pembukaan sepuluh.

· Kontraksi selama masa aktif menjadi lebih sering dengan durasi yang lebih panjang dan intensitas lebih panjang, lebih dari 40 detik.

· Dari pembukaan 4 – 10 akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1cm per jam untuk primigavida dan 2cm per jam untuk multigravida.

· Terjadi penurunan bagian terbawah janin.

3. Anamnesis dan Pemeriksaaan Fisik Ibu Bersalin

Anamnesis dan pemeriksaan fisik merupakan bagian dari asuhan saying ibu yang baik dan aman selama persalinan. Sambil melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, perhatikan adanya tanda-tanda penyulit atau kondisi gawat darurat dan segera lakukan tindakan yang sesuai apabila diperlukan untuk memastikan proses persalinanakan berlangsung secara aman. Catat semua temuan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik secara seksama dan lengkap. Jelaskan makna dan kesimpulan pada ibu dan keluarganya.

Anamnesis

Tujuan : mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan, kehamilan dan persalinan.

Informasi ini digunakan dalam membuat keputusan klinik untuk menentukan diagnose dan mengembangkan rencana asuhan.

Tanyakan pada ibu :

· Nama, umur, alamat.

· Gravida dan para.

· Hari pertama haid terakhir.

· Kapan bayi akan lahir.

· Riwayat alergi obat-obatan tertentu.

· Riwayat kehamilan sekarang.

· Riwayat kehamilan sebelumnya.

· Riwayat medis.

· Masalah medis saat ini.

· Pertanyaan tentang hal-hal yang belum jelas bentuk kekhawatiran lainnya.

Pemeriksaan Fisik

Tujuan : menilai kondisi kesehatan ibu dan bayinya serta tingkat kenyamanan fisik ibu bersalin.

Informasi ini digunakan untuk membuat keputusan klinik, menegakkan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan sesuai dengan kondisi ibu.

· Pemeriksaaan Abdomen

a) Menentukan Tinggi Fundus Uteri

* Dilakukan saat uterus tidak berkontraksi.

* Ukur dengan menggunakan pita pengukur.

* Mulai dari tepi atas simfisis pubis kemudian rentangkan pita hingga kepuncak fundus mengikuti linea medialis dinding abdomen.

b) Memantau Kontraksi Uterus

* Gunakan jarum detik jam tangan atau jam dinding untuk memantau kontraksi uterus.

* Letakan tangan diatas uterus dan palpasi jumlah kontraksi yang terjadi dalam 10 menit.

* Tentukan durasi stiap kontraksi yang terjadi.

c) Memantau Denyut Jantung Janin

* Gunakan fetoskop Pinnards atau Doppler untuk mendengar denyut jantung janin dan menghitung jumlah denyut jantung janin per menit

* Gunakan jarum detik jam tangan atau jam dinding.

* Tentukan titik DJJ.

* Dengarkan DJJ salama 60 detik.

* Lakukan penilaian DJJ lebih dari satu kontraksi.

* Nilai kembali DJJdari pemeriksaan sebelmnya.

d) Menentukan Prsentasi

* Berdiri disamping ibu dan menghadap kearah kepala ibu.

* Minta ibu mengangkat tungkai atas dan lutut ibu.

* Dengan ibu jari dan jari tengah dari satu tangan pegang bagian terbawah janin yang mengisi bagian bawah abdomen ibu.

* Bagian yang berada diantara ibu jari dan jari tengah penolong adalah petunjuk presentasi bayi.

* Jika bagian terbawah janin belum masuk ke dalam rongga panggul, bagian itu masih dapat digerakkan, dan jika bagian terbawah janin sudah masuk ke dalam rongga panggul maka bagian itu tidak dapat digerakan.

* Untuk menentukan presentasi kepala atau bokong maka pertimbangkan bentuk, ukuran dan kepadatan bagian tersebut.

* Bagian berbentuk bulat, teraba keras berbatas tegas dan mudah digerakan bila belum memasuki rongga panggul biasanya adalah kepala.

* Jika berbentuk kurang tegas, teraba kenyal, relative lebih besar dan sulit terpegang secara mantap maka bagian tersebut biasanya bokong.

e) Menentukan Penurunan Bagian Terbawah Janin

* Dilakukan dengan menghitung proporsi bagian terbawah janin yang masih berada diatas tepi atas simpisis dan dapat diukur dengan lima jari tangan pemeriksa.

* Metode 5 jari adalah :

§ 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba diatas simpisis pubis.

§ 4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah memasuki pintu atas panggul.

§ 3/5 jika sebagian (2/5) bagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul.

§ 2/5 jika haya sebagian dari bagian terbawah janin masih berada diatas simpisis dan 3/5 bagian telah turun ke rongga panggul.

§ 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat teraba bagian terbawah janin yang berada diatas simpiss dan 4/5 bagian telah masuk ke rongga panggul

§ 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba dari pemeriksaan luar dan seluruh bagian terbawah janin telah masuk ke rongga panggul.

· Pemeriksaan Dalam

Langah-langkah :

§ Tutupi badan ibu.

§ Minta ibu berbaring terlentang dan lutut ditekuk dan paha dibentangkan.

§ Pakailah sarung tangan steril.

§ Bersihkan vulva dengan larutan antiseptic.

§ Periksa genetalia eksterna apakah ada luka atau massa, termasuk kondiloma, varikositas vulva atau rectum, luka parut perineum.

§ Nilai cairan vagina dan tentukan apakah ada bercak darah, perdarahan pervaginam, mekonium.

§ Dengan hati-hati pisahkan labium mayus dengan ibu jari manis dan ibu jari.

§ Masukan jari telunjuk, di ikuti jari tengah.

§ Nilai vagina, adanya luka parut.

§ Nilai pembukaan dan penipisan serviks.

§ Periksa adanya tali pusat atau bagian terkecil janin.

§ Nilai penurunan bagian terbawah janin dan tentuka apakah sudah masuk kedalam rongga panggul.

§ Jika bagian trebawah janin adalah kepala, pastikan petunjuknya dan celah sagitalis untuk menilai derajat penyusupan.

§ Jika pemeriksaan sudah lengkap keluarkan jari secara hati-hati.

§ Lepas sarung tangan dan celupkan kedalam larutan klorin.

§ Cuci tangan.

§ Catat semua pemeriksaan dalam pendokumentasian.

4. Pengenalan Dini Terhadap Masalah dan Penyulit

Pada saat memberikan asuhan bagi ibu bersalin, penolong harus selalu waspada terhadap kemungkinan timbulnya masalah atau penyulit. Menunda pemberian asuhan kegawat daruratan akan meningkatkan resiko kematian dan kesakitan ibu dan bayi baru lahir. Selama anamnesis dan pemeriksaan fisik tetap waspada terhadap indikasi dan segera lakukan tindakan yang diperlukan.

5. Persiapan Asuhan Persalinan

a. Persiapan Ruangan

* Ruangan yang hangat dan bersih dan memiliki sirkulasi udara.

* Memiliki sumber air bersih dan mengalir.

* Kamar mandi yang bersih.

* Tempat yang lapang bagi ibu untuk berjalan-jalan sebelum ibu melahairkan.

* Penerangan yang cukup.

* Tempat tidur yang bersih.

* Tempat yang bersih, ntuk menyipan barang-barang.

b. Persiapan Perlengkapan, Bahan-Bahan dan Obat-Obatan

* Pastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang dipelukan serta dalam keadaan siap pakai.

* Periksa semua obat dan bahan sebelum dan sesudah menolong persalinan.

* Pastikan bahwa perlengkapan dan bahan-bahan sudah bersih dan siap pakai, seperti partus set, heating set dan alat-alat resusitasi bayi.

c. Persiapan Rjukan

* Jika terjadi penyulit, segara rujuk ke fasilitas yang lebih sesuai.

* Sertakan dokumen tertulis semua asuhan yang telah diberikan, termasuk partograf

d. Memberikan Asuhan Sayang Ibu

* Prinsip umum asuhan saying ibu

1) Menyapa ibu dengan ramah dan sopan.

2) Jawab semua pertanyaan yang diajukan oleh ibu dan keluarga.

3) Anjurkan suami dan anggota keluarga ibu untuk hadir dan memberikan dukungan.

4) Waspadai gejala dan tanda penyulit selama proses persalinan.

5) Siap dengan rencana rujukan.

* Asuhan sayang ibu yaitu :

1) Memberikan dukungan emosional.

2) Membantu pengaturan posisi ibu.

3) Memberika cairan dan nutrisi.

4) Keleluasan menggunakan kamar mandi secara teratur.

5) Pencegahan infeksi.

6. Partograf

Tujuan :

* Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan.

* Mendeteksi proses persalinan berjalan normal atau tidak.

* Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, bayi, grafik keajuan proses persalinan.

Pencatatan Selama Fase Laten

* Pembukaan serviks kurang dari 4 cm.

* Denyut jantung janin.

* Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus.

* Nadi.

* Pembukaan serviks.

* Tekanan darah dan temperature tubuh.

* Produksi urine, aseton dan protein.

Pencatatan Selama Fase Aktif

* Informasi tentang ibu.

~ Nama, umur.

~ Gravida, para, abortus.

~ Nomor catatan medis.

~ Tanggal dan waktu.

~ Waktu pecahnya ketuban.

* Kondisi janin.

~ DJJ.

~ Warna dan adanya air ketuban.

~ Molase.

* Kemajuan persalinan.

~ Pembukaan serviks.

~ Presentasi janin.

~ Garis waspada atau garis bertindak.

* Jam dan waktu.

~ Waktu mulainya fase aktif.

~ Waktu actual saat pemeriksaan.

* Kontraksi uterus

~ Frekuensi dan lamanya.

~ Lama kontraksi.

* Obat-obatan dan cairan yang diberikan.

~ Oksitosin.

~ Obat-obatan lainnya.

* Kondisi ibu.

~ Nadi, tekanan darah, suhu.

~ urin

* Asuhan pengamatan dan keputusan klinik.